Wanita Itu Untuk Didekati, Dinikahi, Lalu Dinafkahi. Bukan Disakiti Lalu Ditinggal Pergi

kalau kau benar-benar suka dan ada rasa, dekati penciptaku dan datangi waliku. Itu pun kalau berani, dengan senang hati aku akan meperkenalkan diri dan aku akan mendengarkan apa-apa tentangmu. Kita saling mengenal ditemani dengan mahram kita masing-masing, agar terjauh dari fitnah dan hubungan kita mendapat berkah. Dengan itu kita akan sama-sama saling mengenal dan memberi keputusan, apakah hubungan ini akan menjadi sebuah ikatan pernikahan.

Lelaki Sejati Itu Mendekati, Menikahi, Lalu Menafkahi. Bukan Hanya Bisa Ngegombalin Lalu Pergi


Berikan aku mahar terbaikmu, dan dengan ikhlas akan aku ringankan segala pintaku. Kita buat ini mudah, karena niat kita hanya ibadah menjalankan sunah. Bukan untuk gengsi dengan segala sesuatu yang serba mewah, jangan sampai ada air mata penyesalan setelah pesta ini usai. Karena ini hanyalah awal, banyak yang harus kita persiapkan dan benahi. Agar pernikahan kita benar-benar menjadi sumber kebahagiaan bersama. ( Baca: Untukmu Yang Hari Libur Tetep Lembur, Hidup Itu Tidak Hanya Sekedar Honor Dan Kantor )

Nafkahi aku hanya dengan rizki yang halal, biar tak seberapa yang penting berkah. Jelaskan jika kau mempunyai masalah, biar kita hadapi dan selesaikan bersama. Aku pun tidak akan banyak meminta, biar lah materi kita cari bersama yang penting keluarga kita menjadi sakinah. Biarkan langkahku bersamamu menjadi ibadah, biarkan pengabdianku padamu menjadi alasan pintu surge dibukakakn, biarkan aku menjadi pendampingmu di surge-NYa kelak. Kita bersama, jodoh sehidup sesurga. Insya Allah

Jangan peranah kau ucapkan kata cinta, jika masih belum berani untuk datang kerumah. Bertemu dengan orangtuaku dan memperkenalkan diri siapa dirimu. Simpan gombalanmu itu, untuk seseorang yang benar-benar halal bagimu. Jangan sampai di umbar pada siapapun yang hatinya masih rapuh. Jadilah pria sejati, bukan seorang pengecut yang sembunyi dibalik kata-kata manis. ( Baca: Jangan Pernah Salahkan Jomloo, Jika Malam Minggu Ini Turun Hujan )


Kalau kau benar-benar serius, minggu pagi ayahku ada di rumah.

Related Posts:

0 Response to "Wanita Itu Untuk Didekati, Dinikahi, Lalu Dinafkahi. Bukan Disakiti Lalu Ditinggal Pergi"

Posting Komentar