Sekilas Sejarah Virus Ebola

Sebuah studi baru-baru ini, telah membantu untuk mengukir ulang sejarah keluarga virus Ebola. Hasil penelitian menunjukkan bahwa filoviruses, - salah satu keluarga virus Ebola dan relatif sama mematikannya dengan virus Marburg- diketahui telah berusia minimal 16-23 juta tahun.


Sekilas Sejarah Virus Ebola


Filoviruses kemungkinan ada di Miosen Epoch, dan pada saat itu, garis evolusi menuju Ebola dan Marburg sudah menyimpang, demikian studi itu menyimpulkan.

Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal PeerJ pada bulan September. Penelitian ini  menambahkan dan mengembangkan pengetahuan bagi para ilmuwan tentang filoviruses, yang dipercayai para ahli bahwa virus ini pernah  muncul sekitar 10.000 tahun yang lalu, bertepatan dengan munculnya praktek pertanian.

"Filoviruses jauh lebih kuno daripada yang diperkirakan sebelumnya," kata ketua peneliti Derek Taylor, PhD,  profesor ilmu biologi University at Buffalo. "Virus ini telah berinteraksi dengan mamalia untuk waktu yang lama, beberapa juta tahun."

Menurut artikel pada jurnal PeerJ, mengetahui lebih banyak tentang Ebola dan  komparatif evolusi Marburg bisa mempengaruhi dalam mendesain vaksin dan program yang mengidentifikasi patogen yang muncul.

Penelitian tidak membahas usia modern dari virus Ebola. Sebaliknya, hal itu menunjukkan bahwa Ebola dan Marburg masing-masing anggota segaris dalam evolusi kuno, dan bahwa dua virus ini memiliki garis keturunan dari nenek moyang yang sama yang umurnya kurang lebih 16-23 juta tahun yang lalu.

Petunjuk dalam gen fosil 
Taylor dan rekan penulisnya Jeremy Bruenn,  profesor ilmu biologi dari UB, melakukan penelitian tentang virus gen fosil yakni meneliti potongan materi genetik dari hewan dan organisme lain yang terinfeksi virus.

Dalam studi baru, para penulis melaporkan menemukan sisa-sisa gen filovirus di berbagai hewan pengerat. Satu gen fosil, yang disebut VP35, muncul di tempat yang sama dalam genom empat spesies hewan pengerat yang berbeda yakni dua hamster dan dua tikus. Ini berarti bahan itu kemungkinan diperoleh pada atau sebelum Miosen Epoch, sebelum ketika tikus tersebut berkembang menjadi spesies yang berbeda sekitar 16-23 juta tahun yang lalu. Dengan kata lain, tampaknya keluarga filovirus dikenal setidaknya seumuran nenek moyang hamster dan tikus.

"Tikus ini memiliki miliaran pasangan basa dalam genom mereka, sehingga kemungkinan gen virus memasukkan dirinya pada posisi yang sama pada spesies yang berbeda pada waktu yang berbeda itu sangat kecil," kata Taylor. "Kemungkinan bahwa penyisipan itu terjadi di zaman nenek moyang dari hewan pengerat ini."

Materi genetik pada fosil VP35 itu lebih terkait erat dengan Ebola daripada Marburg, ini menunjukkan bahwa garis yang mengarah ke virus ini sudah mulai menyimpang dari satu sama lain dalam Miosen tersebut.

Studi baru dibangun berdasar penelitian sebelumnya yang dilakukan Taylor dengan Bruenn dan ahli biologi lainnya, yang menggunakan gen virus fosil untuk memperkirakan bahwa seluruh keluarga filoviruses berusia lebih dari 10 juta tahun. Namun,  studi yang menggunakan gen fosil itu hanya menghasilkan hubungan lebih jauh antara Ebola dan Marburg, yang mencegah peneliti untuk menarik kesimpulan tentang usia dua macam virus ini.

Publikasi dari PeerJ tentang virus "gap fosil," memungkinkan para ilmuwan untuk mengeksplorasi hubungan historis Ebola dengan Marburg.

Kemungkinan relevansi dengan pencegahan penyakit 
Wabah Ebola pertama pada manusia terjadi pada tahun 1976, dan ilmuwan masih tahu sedikit tentang sejarah virus itu. Kelangkaan informasi yang sama berlaku juga untuk virus Marburg, yang diakui menyerang pada manusia pada tahun 1967 dan bertanggung jawab dalam kematian seorang pekerja kesehatan Uganda bulan ini.

Memahami masa lalu dari virus kuno ini, dapat membantu dalam pencegahan penyakit, demikian kata Taylor. Dia mencatat bahwa jika seorang peneliti mencoba untuk membuat vaksin tunggal yang efektif terhadap kedua virus Ebola dan Marburg, hal itu bisa membantu untuk mengetahui bahwa garis keturunan evolusi mereka menyimpang begitu lama.

Mengetahui lebih lanjut tentang filoviruses secara umum dapat memberikan wawasan yang spesies tenang inang yang bisa berfungsi sebagai "reservoir".  Ketika mereka pertama kali mulai mencari reservoir untuk Ebola, mereka melewati hutan hujan, menyerang segala hewan mamalia, serangga, organisme lain," kata Taylor. "Semakin banyak kita tahu tentang evolusi interaksi filovirus-host, semakin kita dapat belajar tentang siapa pemain yang mungkin dalam sistem ini."

Diterjemahkan secara bebas dari
http://www.sciencedaily.com

Related Posts:

0 Response to "Sekilas Sejarah Virus Ebola"

Posting Komentar