Asal Usul Sejarah Liga Premier Indonesia / LPI

Indonesia Premier League adalah kompetisi profesional yang independen untuk klub sepak bola di Indonesia, yang dikelola oleh Konsorsium Liga Premier Indonesia dan PT Liga Primer Indonesia.
Hal ini secara luas dikenal di Indonesia sebagai LPI.
Liga ini memisahkan diri tidak berada di bawah pengawasan Asosiasi Sepakbola Indonesia yaitu PSSI, yang telah melarang pemain dari LPI  bergabung dengan tim nasional negara itu.
Musim pertama ini liga adalah dijadwalkan untuk berjalan dari Januari sampai Oktober 2011 dan yang pertama kick-off terjadi pada tanggal 8 Januari 2011 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah.
Sembilan belas klub berpartisipasi dalam liga ini, tetapi tim lain dapat bergabung di tengah musim pertama untuk putaran nomor 20.


ASAL USUL SEJARAH LPI /  LIGA PREMIER INDONESIA
Pada tanggal 17 September 2010,
20 klub sepakbola Indonesia bersama-sama dengan National Football Gerakan Reformasi Indonesia (GRSNI) mengeluarkan deklarasi di Jakarta yang dipimpin oleh Arifin Panigoro, seorang taipan minyak.

Gerakan prihatin akan ketergantungan klub sepak bola untuk anggaran negara masing-masing daerah dan praktek korupsi secara luas dilaporkan dalam PSSI.
Inisiatif ini menyebabkan pembentukan klub baru yang akan tergantung pada dana konsorsium untuk bertahan tahun-tahun awal mereka.
Empat klub tua yaitu PERSERBAYA Surabaya, PERSEMA Malang, PERSIBO Bojonegoro, PSM Makassar memutuskan untuk meninggalkan PSSI dan bergabung dengan liga yang memisahkan diri dari PSSI dan mempunyai nama Liga Primer Indonesia (LPI) pada tanggal 24 Oktober 2010.

Meskipun banyak klub LPI sekarang didukung oleh pemerintah daerah mereka, tidak satupun dari mereka menggunakan dana publik, sebuah praktek yang masih lumrah di PSSI.
Pemerintah pusat Indonesia telah mengancam akan menghentikan kebijakan keuangan daerah pada tahun 2012.

Alamat :
Gedung Medco I, Lantai I
Jl. Ampera Raya No 18-20
Jakarta Selatan 12560
DKI Jakarta
Indonesia

Official Website : http://ligaprimerindonesia.co.id/

Profil ARifin Panigoro 

Arifin Panigoro (lahir di Bandung, Jawa Barat, 14 Maret 1945; umur 65 tahun)
adalah seorang pengusaha Indonesia yang dikenal sebagai salah seorang pendiri dan pemilik Medco Group yang menetap di Jakarta.

Pendidikan :
* Jurusan Elektro, Institut Teknologi Bandung (lulus tahun 1973)
* Senior Executive Programme Institute of Business Administration, Fountainebleau, Perancis (1979)

Dalam Politik :
Arifin Panigoro bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada tahun 1999.
Ia juga sempat terpilih menjadi Ketua DPP dan Ketua Fraksi PDIP pada tahun 2002-2003.
Akan tetapi, ia mengundurkan diri dari DPR dan PDIP pada tahun 2005 dan membentuk Partai Demokrasi Pembaruan (PDP).

Pendapatan dari Setiap TIM
Kepemilikan Saham : Klub (100%)
Pembagian Hak Siar : Dibagikan 100% ke klub
Keuntungan Kompetisi : Dibagikan ke klub
Sumber Dana : Investasi Rp15-20 miliar tiap klub selama 5 tahun
Hadiah Utama : Rp5 miliar
Penawaran LPI :
- Pembagian alternatif pemasukan pertandingan (sponsor lokal, hak siar, dan tiket). Tuan rumah mendapat jatah 75% dan klub tamu diberi 25%.

Peraturan Pada Pemain Asing DI LPI
Setiap klub LPI diperbolehkan untuk mendatangkan lima pemain asing.
Kelima pemain asing dapat berasal dari konfederasi apapun.
dan Sebuah klub dapat menambahkan lebih banyak pemain kebangsaan non- Indonesia di atas lima jika  pemain memiliki keturunan Indonesia
karena mereka akan dianggap sebagai pemain lokal.
LPI tidak mengakui kewarganegaraan ganda ..

Format PErtandingan
LPI menggunakan format kompetisi penuh.
Setiap tim akan menghadapi tim lawan yang sama sebanyak 2 kali dalam 1 musim melalui pertandingan kandang dan tandang.
Pemenang akan ditentukan dari jumlah poin paling banyak selama 36 pertandingan.

KLUB PESERTA LIGA PRIMER INDONESIA























1. Aceh United

Pelatih : Lionel Charbonnier (Perancis)
Stadion : Harapan Bangsa, Banda Aceh (kapasitas 40.000)

Persebakbolaan di Kota Banda Aceh kembali hidup dengan kehadiran Aceh United sebagai salah satu peserta Liga Primer Indonesia. Banda Aceh memiliki potensi besar karena banyak tersedia bakat-bakat pemain muda dan suporter sepakbola yang aktif. Adalah Aceh United yang akan menampung bakat-bakat pemain muda Banda Aceh untuk berprestasi dan memberikan tontonan menghibur kepada para suporter.

2. Bali De Vata

Pelatih : Willy Scheepers (Belanda)

Stadion : Kapten i Wayan Dipta, Gianyar (kapasitas 25.000)

Bali tercatat pernah memiliki tim-tim yang bermain di pentas sepak bola nasional, seperti pada era Liga Sepak Bola Utama (Galatama) tahun1980-an dan Liga Divisi Utama pada tahun 2000-an. Kini Liga Primer Indonesia (LPI) bertekad membawa semangat Bali dalam revolusi sepakbola nasional melalui klub Bali Dewata.

3. Bandung FC

Pelatih : Nandar Iskandar

Stadion : Siliwangi, Bandung (kapasitas 25.000)

Bandung selalu memiliki klub-klub yang berprestasi di kancah sepakbola nasional. Setelah Persib dan Maung Bandung Raya, kini muncul Bandung FC sebagai klub sepakbola baru di Bandung yang akan semakin mengharumkan nama kota kembang ini. Kekuatan klub muda ini langsung terlihat dalam Laga Pra Musim kompetisi dan memiliki harapan besar di arena Liga Primer Indonesia.

4. Batavia Union

Pelatih : Roberto Bianchi (Brasil)

Stadion : Tugu, Jakarta (Kapasitas 20.000)

Mewakili kota Jakarta, Batavia Union merupakan klub baru dengan materi pemain-pemain yang handal dan berpengalaman menggeluti liga nasional. Meski baru, klub ini telah memiliki basis suporter yang setia dan bersemangat. Klub ini juga merupakan salah satu klub yang bersinar pada Laga Pra Musim Kompetisi LPI.

5. Bogor Raya

Pelatih : John Arwandy

Stadion : Persikabo, Bogor (kapasitas 15.000) dan Pajajaran, Bogor (kapasitas 12.000)

Klub yang dikenal dengan nama Laskar Kujang ini berisikan manajemen muda yang kreatif dan penuh semangat. Klub ini juga membuat kejutan dengan mendatangkan mantan pemain River Plate, Diego Bogado, gelandang sayap asal Argentina berusia 24 tahun. Bogor Raya optimis dapat mengubah persepakbolaan Indonesia melalui semangat generasi muda.

6. Cendrawasih Papua

Pelatih : Uwe Erkebrecher (Jerman)

Stadion : Mandala, Jayapura (kapasitas 30.000)

Cendrawasih FC lahir dari klub Kontiki FC, yang merupakan binaan para mantan pemain Persipura yang tergabung dalam Asosiasi Mantan Pemain Persipura (AMPP). Papua sendiri dikenal sebagai ladang bakat-bakat muda pemain sepakbola Indonesia dan secara konsisten melahirkan pemain-pemain bintang.

7. Jakarta 1928

Pelatih : Bambang Nurdiansyah

Stadion : Lebak Bulus (Kapasitas 25.000)

Jakarta 1928 merupakan salah satu klub yang unik di pentas Liga Primer Indonesia. Klub ini membawa semangat perubahan yang diusung Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ), salah satu klub sepakbola yang menjadi bagian perjuangan di masa penjajahan dulu. Semangat yang sama selama ini bersemayam di klub Persija Jakarta.

8. Kabau Padang

Pelatih : Divaldo Alves (Portugal)

Stadion : Agus Salim, Padang (kapasitas 28.000)

Kabau Padang lahir dari inspirasi kemandirian yang telah dibangun oleh klub sepakbola mandiri Cement Padang. Melalui persiapan yang cenderung tertutup, Kabau Padang akan menyajikan gebrakan-gebrakan di dalam arena Liga Primer Indonesia.


9. Ksatria XI Solo

Pelatih : Branko Babic (Serbia)

Stadion : Manahan, Solo (kapasitas 24.000)

Kota Solo memiliki sejarah panjang dan membanggakan dalam persepakbolaan Indonesia. Klub asal kota Solo sempat menjuarai Galatama sebanyak 8 kali. Namun belakangan, nama Solo seakan tenggelam di pentas sepakbola nasional dan Jawa Tengah. Kini, Solo FC siap membawa Solo kembali berjaya di pentas nasional melalui Liga Primer Indonesia.


10. Makassar City

Pelatih : Michael Feichtenbeiner (Jerman)

Stadion : Andi Mattalata, Makassar (kapasitas 20.000)

Keinginan PSM untuk berkompetisi di Liga Primer Indonesia diwujudkan melalui klub Makassar City. Terkenal dengan animo masyarakat yang tinggi terhadap sepakbola, kota Makassar menjadi tempat yang strategis untuk membangun persepakbolaan Indonesia yang lebih baik.

11. Manado United

Pelatih : Muhammad Al Hadad

Stadion : Klabat, Manado (kapasitas 20.000)

Manado United merupakan klub sepakbola yang sudah cukup lama berdiri di Manado. Masyarakat di Manado sendiri sangat menantikan kehadiran dan selalu mendukung klub sepakbola yang dapat berprestasi dari daerahnya. Fokus Manado United adalan pengembangan pemain lokal. Diperkuat oleh mantan pemain-pemain Persma serta kehadiran marquee player Amaral, Manado United siap berprestasi pada musim kompetisi Liga Primer Indonesia pada tanggal 8 Januari 2011 nanti.

12. Medan Bintang

Pelatih : Rene Van Eck (Belanda)

Stadion : Teladan, Medan (kapasitas 20.000)

Sepakbola merupakan sebuah olahraga yang sangat digandrungi masyarakat Medan, dimana sejumlah klub-klub sepakbola sempat mengukir prestasi di kancah nasional dan internasional. Adalah Medan Bintang, klub baru yang mendapat dukungan sejumlah elemen, yang berambisi mengangkat dan membesarkan prestasi kota Medan.

13. Medan Chiefs

Pelatih : Jorg Steinebruner (Jerman)

Stadion : Teladan, Medan (kapasitas 20.000)

Medan Chiefs lahir dari semangat klub sepakbola Pro Titan, yang memang sudah tidak lagi mengandalkan APBD. Pro Titan sudah lama bergelut di kancah sepakbola nasional sebagai klub yang mandiri. Semangat perjuangan klub sepakbola dari Medan tersebut akan berkembang melalui Medan Chiefs.

14. Persebaya

Pelatih : Aji Santoso

Stadion : Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya (kapasitas 35.000)

Persebaya memiliki sejarah panjang dalam persebakbolaan nasional Indonesia. Klub ini sempat meraih prestasi gemilang ketika klub-klub Perserikatan dan Galatama bersatu dalam Liga Indonesia (1994) dan meraih gelar juara pada tahun 1997 dan 2005. Kini, Persebaya membuka lembaran baru untuk menorah prestasi di Liga Primer Indonesia.

15. Persema

Pelatih : Timo Scheuneman (Jerman)

Stadion : Gajayana, Malang (kapasitas 30.000)

Persema memiliki visi untuk memajukan persebakbolaan Indonesia. Berkat visi tersebutlah, Persema memilih untuk bergabung dengan Liga Primer Indonesia. Saat ini Persema telah memiliki tim yang sangat tangguh dan memiliki peluang besar di kancah Liga Primer Indonesia.

16. Persibo

Pelatih : Sartono Anwar

Stadion : Letjen Haji Sudirman, Bojonegoro (kapasitas 15.000)

Tim "Laskar Angling Dharma" berdiri pada 12 Maret 1949 dan merupakan juara Divisi Utama musim 2009-1010. Dengan prestasi tersebut, klub ini siap menoreh lembaran sejarah baru di Liga Primer Indonesia.

17. Real Mataram

Pelatih : Jose Basualdo (Argentina)

Stadion : Maguwoharjo, Yogyakarta (kapasitas 30.000)

Gairah sepakbola Yogyakarta kembali bersinar dengan hadirnya klub Royal Mataram. Nama Royal Mataram akan mewakili semangat dan kekuatan Kerajaan Mataram yang mendapat dukungan besar dari masyarakat Yogyakarta. Berbekal pemain-pemain berpengalaman, klub ini merupakan salah satu yang terkuat dengan mengantongi dua kemenangan.

18. Semarang United

Pelatih : Edy Paryono

Stadion : Jatidiri, Semarang (kapasitas 25.000)

Klub yang berbasis di Semarang, Jawa Tengah, ini sengaja disiapkan khusus untuk mengikuti Liga Primer Indonesia. Klub yang digagas oleh Novel Al Bakrie ini mendapat dukungan luas dari masyarakat sepakbola Kota Semarang. Bersama marquee player Amancio Fortes, Semarang United akan menjadi salah satu klub yang paling disegani di kancah Liga Primer Indonesia.

19. Tangerang Wolves

Pelatih : Paulo Camargo (Brasil)

Stadion : Benteng (kapasitas 25.000)

Semangat pendukung sepakbola di Tangerang tidak dapat diragukan lagi. Keberadaan Tangerang United di kota industri ini diharapkan dapat meningkatkan geliat dan semnagat persepakbolaan lokal. Dipimpin oleh pelatih yang jeli akan bakat-bakat muda, klub ini yakin dapat memperoleh tempat tersendiri di hati para pecinta sepakbola Indonesia.

 Diambil DAri :
http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia_Premier_League
http://www.kaskus.us/showthread.php?p=338255377
http://id.wikipedia.org/wiki/Liga_Primer_Indonesia
http://www.kaskus.us/showthread.php?p=341921374

Related Posts:

0 Response to "Asal Usul Sejarah Liga Premier Indonesia / LPI"

Posting Komentar